AB Steak merupakan brainchild by chef akira back yang baru dengan mengusung korea steakhouse yang modern dengan gaya amerika.

Tak perlu ragu untuk mencoba steakhouse dari tangan seorang pria yang telah menghadirkan Akira Back. Di tempat bernama AB Steak ini, chef Akira Back mengusung menu serba dry-age beef dan menjadikan Jakarta sebagai kota pertama untuk konsep tersegarny...

AB Steak merupakan brainchild by chef akira back yang baru dengan mengusung korea steakhouse yang modern dengan gaya amerika.

Tak perlu ragu untuk mencoba steakhouse dari tangan seorang pria yang telah menghadirkan Akira Back. Di tempat bernama AB Steak ini, chef Akira Back mengusung menu serba dry-age beef dan menjadikan Jakarta sebagai kota pertama untuk konsep tersegarnya ini.

Dry-aging adalah proses melayukan daging dalam suhu, kelembapan, dan kurun waktu tertentu dengan tujuan melunakkan tekstur dan menimbulkan cita rasa khas. Selain kecanggihan peralatan dry aging, diperlukan penilaian cermat seorang chef dalam merotasi penyimpanan daging.

Pengalaman menikmati steak dalam level berbeda begitu terasa saat memasuki ruangan. Sebuah lorong temaram menjadi pengantar ke ruang santap utama yang didominasi warna merah dan hitam. Tiada jendela di restoran ini.

Kesan dramatisnya diperkuat ‘api’ yang menyala-nyala pada dinding, hasil efek buatan. Lukisan kontemporer karya ibu Akira ditempatkan pada langit ruang. 

Chef Akira yang berdiam di Las Vegas menempatkan kegeniusan Andri Dionysius, chefkepercayaan yang juga menjadi tangan kanannya di restoran Akira Back. Dalam meat chamber, Andri umumnya melakukan proses aging selama 45 hari. Ia antara lain menerapkannya pada Australian wagyuflat iron (Rp225.000/100 g), porterhouse (Rp185.000/100 g), Japanese wagyu rump (Rp325.000/100 g), knuckle(Rp185.000/100 g), dan bone-in ribeye (Rp199.000/ 100 g). 

BMS (beef marbling score) yang dimiliki tiap daging juga istimewa, sehingga jangan segan bertanya kepada pramusaji tentang aset dari sepotong steak yang akan Anda nikmati. Tunggu dulu! Sebelum sesi makan besar, awali dengan beberapa appetizerunik, seperti Amberjack ‘Carpaccio’ dan Scallop Crudo.Terdapat alat grill dengan kombinasi bahan bakar charcoal dan gas di tiap meja. Sesekali, kayu apel ditambahkan sebagai aroma. ‘Pertunjukan’ dimulai kala pramusaji membakar steaktepat di depan kita.

Tentukan sendiri tingkat kematangannya dan nantikan aroma smoky yang perlahanlahan merasuk ke dalam potongan daging. Visual grilling ini sungguh menggugah. Walau bumbu chimichurri, soy-wasabi, hingga ssamjang menyertai, sejumput infused salt yang tersedia di meja adalah condiment yang sudah cukup baik.